Beberapa bulan terakhir, berbagai wilayah di Indonesia mengalami cuaca panas ekstrem dengan suhu mencapai 35 hingga 38 derajat Celsius. Fenomena ini membuat masyarakat merasa gerah, mudah lelah, dan sulit beraktivitas di luar ruangan. Banyak orang menganggap panas hanya masalah kenyamanan, padahal dampaknya bisa jauh lebih serius.

Cuaca panas ekstrem bukan sekadar membuat tubuh berkeringat. Kondisi ini dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, bahkan mengancam nyawa jika tidak diantisipasi dengan baik. Karena itu, masyarakat perlu memahami bahaya yang mengintai agar bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Risiko Dehidrasi dan Heatstroke
Suhu tinggi memaksa tubuh bekerja lebih keras untuk menjaga suhu normal. Saat tubuh kehilangan cairan terlalu cepat, risiko dehidrasi meningkat drastis. Gejalanya meliputi rasa haus berlebihan, pusing, bibir kering, dan lemas. Jika dehidrasi tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berkembang menjadi heat exhaustion dan akhirnya heatstroke.
Heatstroke merupakan kondisi darurat medis yang terjadi ketika suhu tubuh mencapai lebih dari 40 derajat Celsius. Gejalanya antara lain mual, muntah, sakit kepala parah, denyut jantung cepat, hingga kehilangan kesadaran. Tanpa penanganan cepat, heatstroke dapat berakibat fatal.
Gangguan pada Jantung dan Tekanan Darah
Cuaca panas ekstrem membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke kulit agar suhu tubuh tetap stabil. Bagi penderita penyakit jantung atau hipertensi, kondisi ini bisa memperburuk masalah kesehatan. Lonjakan tekanan darah atau detak jantung yang tidak stabil dapat memicu serangan jantung atau stroke.
Dokter menyarankan agar penderita penyakit kronis membatasi aktivitas fisik di luar ruangan saat suhu sangat tinggi. Istirahat cukup, minum air secara rutin, dan mengonsumsi makanan bergizi bisa membantu menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem.
Dampak pada Kulit
Paparan sinar matahari langsung dalam waktu lama meningkatkan risiko sunburn atau kulit terbakar. Kulit yang terkena radiasi ultraviolet (UV) berlebihan dapat mengalami kemerahan, perih, hingga melepuh. Selain itu, paparan UV juga berkontribusi terhadap penuaan dini dan risiko kanker kulit.
Penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 30 menjadi langkah penting untuk melindungi kulit. Selain itu, mengenakan pakaian longgar, topi lebar, dan kacamata hitam dapat mengurangi risiko kerusakan kulit akibat sinar matahari.
Bahaya pada Anak-Anak dan Lansia
Anak-anak dan lansia termasuk kelompok paling rentan terhadap cuaca panas ekstrem. Tubuh mereka tidak mampu menyesuaikan suhu seefektif orang dewasa. Anak-anak cenderung aktif bermain di luar ruangan tanpa menyadari tanda-tanda dehidrasi, sedangkan lansia sering mengabaikan rasa haus.
Orang tua dan keluarga harus lebih memperhatikan asupan cairan bagi anak dan lansia. Mengajak mereka berada di ruangan sejuk, mengatur waktu bermain atau beraktivitas di luar, serta memberikan makanan yang kaya kandungan air seperti buah-buahan bisa membantu mencegah masalah kesehatan.
Pengaruh terhadap Kesehatan Mental
Tidak banyak yang sadar bahwa cuaca panas ekstrem juga memengaruhi kesehatan mental. Suhu tinggi dapat meningkatkan rasa lelah, mudah marah, hingga stres. Beberapa penelitian menunjukkan, panas berlebihan dapat memicu gangguan tidur, yang akhirnya berdampak pada suasana hati dan produktivitas.
Menjaga pola tidur teratur, mengurangi paparan panas, dan melakukan relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam bisa membantu mengendalikan efek panas pada kondisi psikologis.
Langkah Pencegahan yang Efektif
Menghadapi cuaca panas ekstrem memerlukan strategi khusus agar tubuh tetap sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
-
Perbanyak minum air putih meskipun tidak merasa haus.
-
Gunakan pakaian berbahan katun yang menyerap keringat.
-
Hindari aktivitas berat pada pukul 11.00 hingga 15.00, saat matahari paling terik.
-
Konsumsi buah dan sayur segar yang kaya air seperti semangka, mentimun, dan jeruk.
-
Gunakan tabir surya secara rutin saat beraktivitas di luar ruangan.
-
Cari tempat teduh atau ruangan ber-AC ketika suhu sangat tinggi.
Dengan langkah-langkah ini, risiko gangguan kesehatan akibat panas dapat diminimalkan.
Peringatan dari Badan Meteorologi
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca panas ekstrem di beberapa wilayah. Mereka mengimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala awal heatstroke, menjaga kesehatan tubuh, dan membatasi aktivitas di bawah sinar matahari langsung.
BMKG juga menegaskan bahwa perubahan iklim global berkontribusi besar terhadap meningkatnya frekuensi dan intensitas gelombang panas. Karena itu, kesadaran masyarakat dalam menghadapi fenomena ini sangat penting.
Kesimpulan
Cuaca panas ekstrem bukan sekadar membuat tubuh tidak nyaman, tetapi juga membawa risiko kesehatan serius, mulai dari dehidrasi, heatstroke, gangguan jantung, hingga masalah kulit. Anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis menjadi kelompok yang paling rentan.
Dengan menerapkan langkah pencegahan sederhana seperti menjaga hidrasi, menghindari paparan sinar matahari langsung, serta mengenakan perlindungan kulit, masyarakat bisa terhindar dari bahaya panas berlebih. Kesadaran dan kewaspadaan menjadi kunci untuk tetap sehat dan aman di tengah kondisi cuaca yang semakin ekstrem.
Baca Juga: Reaksi Reza Gladys Hadapi Nikita Mirzani di PN Jaksel

https://shorturl.fm/dK2Ms
https://shorturl.fm/3SUqN
https://shorturl.fm/dBMPL